30
January 2012
AWAS!!! Bahaya FORMALIN Pada Makanan
Berdasarkan hasil pemantauan BB-POM di Surabaya,
dari 91 contoh pangan olahan yang dijual di pasaran, sebanyak 24 di
antaranya positif mengandung formalin. Selain mi basah, makanan lain
yang mengandung banyak formalin adalah tahu, ikan asin, dan ikan
segar. Beberapa kasus telah ditemukan di beberapa daerah, antara lain
di daerah Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Jakarta. Beberapa
survei menunjukkan, alasan produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai
bahan pengawet karena daya awet dan mutu mi yang dihasilkan menjadi lebih
bagus, serta murah harganya, tanpa peduli bahaya yang dapat ditimbulkan.
Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang cenderung untuk membeli
makanan yang harganya murah, tanpa mengindahkan kualitas.
Dengan demikian, penggunaan formalin dan boraks pada mi dianggap hal biasa.
Sulitnya membedakan mi biasa dan mi yang dibuat dengan penambahan formalin
dan boraks, juga menjadi salah satu faktor pendorong perilaku konsumen
tersebut. Pemakaian formalin dalam pengolahan ikan asin dan ikan segar juga
patut diwaspadai. Kasus peredaran ikan asin berformalin tidak hanya
ditemukan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga merambah ke
sejumlah sentra pengolahan ikan asin di daerah lain, di antaranya Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat.
Apa itu FORMALIN ???
- Formalin
adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40
persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah
diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen
serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.
- Formalin
adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya
ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Nama
lain formalin :
Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane,
Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formic
aldehyde, Formalith, Tetraoxymethylene Methyl oxide, Karsan, Trioxane,
Oxymethylene, Methylene glycol.
Penggunaan Formalin
- Pembunuh
kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang,
dan pakaian.
- Pembasmi
lalat dan berbagai serangga lain.
- Bahan
pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan
peledak.
- Dalam
dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan
kertas.
- Bahan
pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
- Bahan
untuk pembuatan produk parfum.
- Bahan
pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
- Pencegah
korosi untuk sumur minyak.
- Bahan
untuk insulasi busa.
- Bahan
perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
- Cairan
pembalsam ( pengawet mayat ).
- Dalam
konsentrasi yang sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai pengawet
untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan
pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan
pembersih karpet.
Penggunaan
Formalin yang Salah
- Praktek
yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang
tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering mengandung
formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang
beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk pangan mengandung
formalin.
- Dasar
hukum yang melarang penggunaan formalin di dalam pangan di antaranya :
- UU
No 7/1996 tentang Pangan.
- UU
No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.
- Peraturan
Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.
- Peraturan
Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan.
Mengapa
perlu diwaspadai ???
- Formalin
merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika
kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan
hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan
menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.
- Selain
itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan
iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)
dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan),
serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah,
kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan
peredaran darah.
- Formalin
bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang
tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.
Dampak
formalin pada kesehatan manusia
- Akut :
efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi,
alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit
perut dan pusing.
- Kronik :
efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka
waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkinan parah, mata berair,
gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat,
menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan
pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya
terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin
dalam tubuh.
Bagaimana
mengenali kemungkinan suatu produk pangan mengandung formalin sebagai
pengawetnya?
Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak
terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu
membedakannya dari pangan tanpa formalin.
Ciri-ciri
mi basah yang mengandung formalin:
- Tidak
rusak sampai dua hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari
pada suhu lemari es.
- Bau
agak menyengat, bau formalin.
- Tidak
lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal.
Ciri-ciri
tahu yang mengandung formalin:
- Tidak
rusak sampai tiga hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari
pada suhu lemari es.
- Tahu
terlampau keras, namun tidak padat.
- Tahu
yang berformalin mempunyai sifat membal (jika ditekan terasa sangat
kenyal), sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan akan
hancur.
- Bau
agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm).
|